Berikut ini merupakan pembahasan kunci jawaban Buku Bahasa Indonesia untuk Kelas 10 halaman 111. Pembahasan kali ini kita akan bahas latihan yang ada pada buku paket B. Indo Tugas 2 Halaman 111-113, Buku siswa untuk Semester 2 Kelas X SMP/MTS. Semoga dengan adanya pembahasan kunci jawaban Pilihan Ganda (PG) dan juga Esaay Bab 4 Kritik dan Humor dalam Layanan Publik Kelas 10 ini, kalian bisa menjadi lebih giat untuk belajar. Kunci jawaban ini diperuntukkan untuk para pelajar yang sedang mengerjakan tugas Kurikulum 2013 (K13). Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 111 Tugas 2
Kunci Jawaban Tugas 2 Halaman 111 Bahasa Indonesia Kelas 10 |
Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 111 Tugas 2
Tugas 2 Mengidentifikasi Pelaku dalam Teks Anekdot
Kerjakan tugas berikut ini sesuai dengan petunjuk!
(1) Bacalah teks anekdot yang berjudul “Puntung Rokok” berikut ini. Sambil membaca, identifikasilah siapa Azam itu dan apa yang dilakukannya di Singapura.
(2) Apakah teks anekdot di atas menyindir orang yang tidak tertib dalam membuang
sampah?
(3) Betulkah Azam mengelabui petugas? Tahukah petugas akan hal itu? Jelaskan!
(4) Reaksi apa yang ditunjukkan oleh petugas?
(5) Seandainya kalian menjadi petugas seperti itu, apa yang akan kalian lakukan terhadap perbuatan Azam tersebut?
(6) Seandainya kalian menjadi Azam, apakah yang akan kalian lakukan pada saat petugas menegur kalian?
(7) Kalimat yang menggambarkan cerita puntung rokok berikut ini tersusun secara acak. Urutkanlah kalimat tersebut untuk membentuk sebuah cerita. Kalian tinggal membubuhkan nomor pada setiap kalimat. Nomor (1) telah dikerjakan untuk kalian sebagai contoh.
Jawaban:
1. Dari teks anekdot punting rokok tersebut kita dapat mengetahui Azam adalah seorang laki-lakiyang sedang berlibur ke Singapura dan pada saat itu dia sedang merokok sambil duduk ditaman kota dan karena rokoknya hamper habis maka dia membuang punting rokoknya itu dengan sengaja dan tidak pada tempatnya.
2. Memang benar bahwa teks anekdot punting rokok tersebut menyindir orang yang tidak tertib dalam membuang sampah, terutama orang-orang yang menyepelekan sampah yang kecil yang sebenarnya dapat berdampak buruk terhadap lingkungan, maupun bagi manusia sendiri. Conohnya seperti sampah punting rokok tersebut yang suatu saat dapat mengaibatkan kebakaran. Dan teks anekdok tersebut juga menyindir Negara kita(indonesia) yang sangat berbeda dengan singapura dalam hal peraturan yang sangat ketat dalam membuang sampah dan dapat didenda karena hal itu. Hal tersebut sangat berbeda dengan kebanyakan warga Indonesia yang seenaknya dalam membuang sampah tbaik itu di daerah pedesaan maupun diperkotaan seperti halnya kota Jakarta yang selalu terkena banjir pada musim hujan yang diakibatkan tidak lain oleh sampah yang menumpuk.
3. Betul bahwa Azam mengelabui petugas. Buktinga adalah pada teks anekdot Puntung Rokok pada paragraph 3 yaitu ketika Azam ditegur oleh petugas kemudian Azam mengelabui petugas dengan menyatakan bahwa punting rokoknya terjatuh yang padahal sebenarnya dia membuang punting okok tersebut dan sepertinya petugas tidak tahu bahwa dia telah dikelabui oleh Azam karena pada teks anekdot tersebut reaksi yang diprlihatkan oleh petugas setelah Azam mengambil rokoknya yang terjatuh adalah hanya terbelalak keheranan, dan menurut saya reaksinya tersebut lebih kepada reaksi heran dengan perilaku Azam yang mengambil rokoknya yang jatuh dan langsung diisapnya lagi oleh Azam padahal itu hanyalah punting rokok yang seharusnya dia buang ketempat sampah, dan petugas juga langsung pergi setelah hal trsebut terjadi.
4. Reksi yang ditunjukkan oleh Petugas adalah hanya terbelalak keheranan, yaitu setelah melihat Azam yang mengambil punting rokoknya yang terjatuh dan langsung diisap lagi oleh Azam padahal itu hanyalah punting rokok yang seharusnya tidak bisa di isap lagi dan pasting karena jatuh ketanah punting rokok tersebut kotor. Itula yang menyebabkan petugas terbelalak keheranan dan langsung pergi meninggalkan Azam.
5. Seandainya saya menjadi petugas tersebut, maka saya akan menegur perbuatan Azam tersebut dengan memberi penjelasan yang sejelas-jelasnya kepada Azam tentang peraturanyang telah ia langgar dan saya juga akan member sanksi atas pelanggaran tersebut kepada Azam sesuai dengan ktentuan yang berlaku. Dan jika Azam mengelabui saya dan saya tidak tahu akan hal tersebut, seperti yang ada dalam teks anekdot puntun rokok tersebut, maka saya akan menyuruh Azam untuk membuang rokoknya setelah dia selesai merokok ketempat yang seharusnya yaitu ditempat sampah.
6. Saya akan meminta maaf kepada Petugas karena membuang sampah sembarangan dan akan langsung memungut sampah tersebut dan yang nantinya akan saya buang ketempat samapah dan juga saya akan menjelaskan tentang ketidak tahuan saya akan peraturan yang berlaku disana dan jika setelah itu Petugas masih ingin memberikan sanksi kepada saya, maka saya akan menerima sanksi tersebut sesuai denga ketentuan yang berlaku.
7. (1) Azam pergi kesingapura untuk berlibur
(2) Dinegara itu diberlakukan peraturan kebersihan secara ketat
(3) Orang tidak boleh membuang samapah sembarangan
(4) Dengan santai Azam merokok dan membuang sampah sembarangan.
(5) Perbuatan Azam diketahui oleh Petugas, lalu ia ditegur denga suara keras.
(6) Dengan spontan Azam mengambil punting rokoknya kembali, lalu diisapnya lagi
sambil mengucapkan kata maaf bahwa rokoknya terjatuh
(7) Petugas terbelalak, tetapi tidak berbuat apa-apa. Lalu, ia pergi meninggalkan Azam.
8. teks monlok anekdot “Punting Rokok”
Suatu ketika ada seorang laki-laki yang bernama Azam. Saat itu dia sendang pergi ke Singapura untuk berlibur. Nampaknya Ia tidak tahu bahwa Singapura terkenal dengan sebutan negeri seribu aturan. Dia sedang merokok sendirian sambil duduk dibangku taman. Karena rokoknya sudah mau hamper habis, dia membuang punting rokoknya begitu saja dan terjatuh tepat disisi kanan kakinya. Tanpa dia sangka, ada seorang Petugas yang memperhatikannya dan kemudian menegur Azam dengan suara yang sangat tegas. Dan Petugas itu terbelalak kebingungan ketika melihat punting rokok itu diambil Azam dan diisap lagi oleh Azam. Denga merasa keheranan Petugas itu kemudian pergi meninggalkan Azam .