Kpz0JXNL4KwnNLROcdoTIG3N8IlpsfRVGQnxBFp8
Bookmark

Kunci Jawaban Tugas 5 Halaman 107 Bahasa Indonesia Kelas 10

Berikut ini merupakan pembahasan kunci jawaban Buku Bahasa Indonesia untuk Kelas 10 halaman 107. Pembahasan kali ini kita akan bahas latihan yang ada pada buku paket B. Indo Tugas 5 Halaman 107-109, Buku siswa untuk Semester 2 Kelas X SMP/MTS. Semoga dengan adanya pembahasan kunci jawaban  Pilihan Ganda (PG) dan juga Esaay Bab 4 Kritik dan Humor dalam Layanan Publik Kelas 10 ini, kalian bisa menjadi lebih giat untuk belajar. Kunci jawaban ini diperuntukkan untuk para pelajar yang sedang mengerjakan tugas Kurikulum 2013 (K13). Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 107 Tugas 5

Kunci Jawaban Tugas 5 Halaman 107 Bahasa Indonesia Kelas 10
Kunci Jawaban Tugas 5 Halaman 107 Bahasa Indonesia Kelas 10

Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 107 Tugas 5

Tugas 5 Membuat Dialog Berbentuk Teks “Anekdot Hukum Peradilan”
Bacalah teks “Anekdot Hukum Peradilan” tersebut sekali lagi, kemudian kerjakanlah tugas berikut ini!
(1) Buatlah dialog berdasarkan teks anekdot tersebut. Teruskan formulasi yang telah dibuat untuk kalian berikut ini.
Keluarga Pemilik Pedati :Yang Mulia Hakim, saya tidak terima keluarga saya kehilangan pedati beserta kuda dan dagangan didalanya karena jembatan ynag dilalui roboh. Pembuat jembatan itu harus dihukum.

Yang mulia Hakim             :Baiklah jika itu permintaan anda, akan saya panggil si pembuat jembatan.(Kemudian si pembuat jembatan datang)

Pembuat Jembatan        :Yang mulia Hakim, ada apa hingga yang  mulia memanggil saya kesini.

Yang Mulia Hakim       :Bukankah anda yang membuat jembatan itu sehingga jembatannya roboh?

Pembuat Jembatan        :Memang benar saya yang membuat, tetapi semua karena kayu yang disediakan oleh tukang kayu itu seharusnya tukang kayu itulah yang harus dihukum.

Yangg Mulia Hakim     :Baiklah, akan saya panggil si tukang kayu.(Lalu Yang Mulia Hakim memanggil si tukang kayu)

Tukang Kayu                      :Yang Mulia Hakim, apa kesalahan hamba sehingga hamba dipanggil ke persidangan.

Yang Mulia Hakim            :Kesalahan kamu sangat besar. Kayu yang kamu bawa untuk membuat jembatan itu ternyata jelek dan rapuh sehingga menyebabkan seseorang jatuh dan kehilangan pedati beserta kudanya. Oleh karena itu kamu harus dihukum dan mengganti segala kerugian si tukang pedati.

Si tukang Kayu                   :Kalau itu permasalahannya, ya jangan salahkan saya, salahkan saja si penjual kayu yang yang menjual kayu yang jelek.

Yang Mulia Hakim            :Benar juga apa yang kamu katakan. Pengawal, bawa si penjual kayu kemari untuk mempertanggung jawabkanperbuatannya!

Si Penjual Kayu                 :Yang Mulia Hakim, apa kesalahan saya sehingga saya dibawa ke pengadilan ini?

Yang Mulia Hakim            :Kesalahanmu begitu besar karena kamu tidak menjual kayu yang bagus kepada si Tukang kayu sehingga jembatan yang dibuatnya tidak kukuh dan menyebabkan seseorang kehilangan kuda dan barang dagangannya dalam pedati.

Si Penjual Kayu                 :Jika itu permasalahannya , jangan menyalahkan saya. Yang salah pembantu saya. Dialah yang meyediakan beragam jenis kayu untuk dijual. Dialah yang salah memberi kayu yang jelek kepada si Tukang kayu itu.

Yang Mulia Hakim            :Benarjuga apa yang kamu katakan. Hai pengawal, bawa pembantu itu kehadapanku.(Beberapa saat si pembantu datang).

Pembantu                           :Yang Mulia Hakim, apa kesalahan saya hingga saya dipanggil ke pengadilan ini?

Yang Mulia Hakim            :Kesalahanmu sangat besar, karena kamu memberi kayu yang jelek kepada si Tukang kayu sehigga membuat roboh jembatan dan mengakibatkan seseorang terjatuh. Kamu harus dihukum.(Si pembantu tidak bisa berbuat apa-apa).

Yang Mulia Hakim            :Hai pengawal masukan si pembantu ini ke penjara dan sita semua uangnya sekarang juga.

Pengawal                            :Baiklah Yang Mulia.(Beberapa saat kemudian).

Yang Mulia Hakim            :Hai pengawal, apakah hukuman sudah dilaksanakan?

Pengawal                            :Belum, Yang Mulia, sulit sekali untuk melaksanakannya.

Yang Mulia Hakim            :Mengapa sulit? Bukankah kamu sudah biasa memenjarakan dan menyita uang?

Pengawal                            :Sulit, Yang Mulia. Si pembantu badannya terlalu tinggi dan gemuk. Penjara yang kita punya tudak muat karena terlalu sempit dan si pembantu itu tidak punya uang untuk disita.

Yang Mulia Hakim            :Kamu bodoh sekali! Guanak akalmu, cari pembantu si penjual kayu yang lebih pendek, kurus dan punya uang!(Kemudian dipanggillah pembantu yang dimaksud)

Pembantu                           :Wahai Yang Mulia Hakim, apa kesalahan saya sehingga harus dipenjara?

Yang Mulia Hakim            :Kesalahanmu adalah pendek, kurus dan puyna uang......!(setelah pembantu di penjara Yang Mulia Hakim berbicara)

Yang Mulia Hakim            :Saudara-saudara semua, bagaimanakah pandangan kalian, peradilan ini sudah adil?

Masyarakat                        :Adil..............!!!!!!!!!!!