Kpz0JXNL4KwnNLROcdoTIG3N8IlpsfRVGQnxBFp8
Bookmark

Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 150 Tugas 1 [Kunci Jawaban]

Berikut ini merupakan pembahasan kunci jawaban Buku Bahasa Indonesia untuk Kelas 10 halaman 150. Pembahasan kali ini kita akan bahas latihan yang ada pada buku paket B. Indo Tugas 1 Halaman 150. Buku siswa untuk Semester 2 Kelas X SMP/MTS. Semoga dengan adanya pembahasan kunci jawaban  Pilihan Ganda (PG) dan juga Esaay Bab 6 Teks dalam Kehidupan Nyata Kelas 10 ini, kalian bisa menjadi lebih giat untuk belajar. Kunci jawaban ini diperuntukkan untuk para pelajar yang sedang mengerjakan tugas Kurikulum 2013 (K13). Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 150 Tugas 1

Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 150 Tugas 1 [Kunci Jawaban]
Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 150 Tugas 1 [Kunci Jawaban]

Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 150 Tugas 1 [Kunci Jawaban]

Tugas 1 Membandingkan Teks Laporan dengan Teks Deskripsi 
Berikut ini adalah teks laporan dengan tema hewan langka. Bacalah teks tersebut dengan teliti. Sambil membaca, kerjakan soal nomor 1 sampai dengan nomor 3. Setelah itu, kerjakan tugas nomor selanjutnya. 
(1) Perhatikan bahwa subjudul yang ada pada teks yang kalian baca ini adalah tahap struktur teks, yaitu pernyataan umum/klasifikasi^anggota/aspek yang dilaporkan. 
(2) Kelas hewan apa yang dilaporkan dalam teks ini? Kelas hewan apa yang tidak dilaporkan? 
(3) Apabila mengetahui bahwa terdapat hewan yang belum dimasukkan ke dalam daftar, kalian dapat menambahkannya

Jawaban :
1 Pernyataan Umum/Klasifikasi
Hewan langka adalah hewan yang memiliki spesies yang berisiko punah, baik
punah di alam liar (extinct in the wild) maupun sepenuhnya punah (extinct).
Hewan dinyatakan langka berdasarkan rasio jumlah spesies (populasi) yang ada
dan berdasarkan daerah persebaran habitatnya. Di Indonesia daftar hewan langka
makin banyak dan panjang.

2 Anggota/Aspek yang Dilaporkan
Berikut ini adalah daftar hewan dari kelas mamalia yang paling langka di Indonesia
berdasarkan jumlah spesies populasinya meskipun oleh IUCN Redlist hewan-hewan
itu dimasukkan ke dalam status hewan yang kritis.

(1) Badak jawa (Rhinocerus sondaicus). Hewan endemik Pulau Jawa dan hanya
terdapat di Taman Nasional Ujung Kulon ini merupakan hewan paling langka
di dunia dengan jumlah populasi hanya 20—27 ekor.
(2) Badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis). Populasi badak sumatera hanya 220--275 ekor (2007), bahkan menurut International Rhino Foundation (Virginia),
diperkirakan populasi badak sumatera tidak mencapai 200 ekor (2010).
(3) Macan tutul jawa atau macan kumbang (Panthera pardus melas). Subspesies
ini berjumlah kurang dari 250 ekor.
(4) Rusa bawean (Axis kuhlii). Hewan langka endemik Pulau Bawean memiliki
populasi antara 250--300 ekor (2006).
(5) Harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae). Subspesies harimau ini tinggal
400--500 ekor.
(6) Beruk mentawai (Macaca pagensis). Satwa endemik dan langka dari Kepulauan
Mentawai ini mempunyai populasi antara 2.100--3.700 ekor.
(7) Orang utan sumatera (Pongo abelii). Hewan langka ini berpopulasi sekitar
7.300 ekor (2004).
(8) Simpai mentawai (Simias concolor). Endemik Kepulauan Mentawai ini
berpopulasi 6.000--15.500 ekor (2006).
(9) Kanguru pohon mantel emas endemik Papua. Populasinya tidak tercatat.
(10) Kanguru pohon mbaiso atau dingiso (Dendrolagus mbaiso). Endemik Papua
Indonesia.
(11) Kera hitam sulawesi (Macaca nigra). Kera langka dari Sulawesi ini memiliki
populasi sekitar 100.000 ekor.

3 Anggota/Aspek yang Dilaporkan
Selain sebelas hewan paling langka di Indonesia, masih terdapat hewan langka
lainnya yang oleh IUCN Redlist dimasukkan ke dalam status konservasi (terancam
punah), satu tingkat di bawah kategori kritis. Hewan tersebut antara lain (diurutkan
berdasarkan abjad nama Indonesia):
(1) anoa dataran rendah (Bubalus depressicornis);
(2) anoa pegunungan (Bubalus quarlesi);
(3) ajag (Cuon alpinus);
(4) banteng (Bos javanicus);
(5) bekantan (Nasalis larvatus);
(6) gajah sumatera (Elephant maximus sumatranus);
(7) gibbon kalimantan (Hylobates muelleri);
(8) gibbon kalimantan white-bearded gibbon (Hylobates agilis);
(9) kambing hitam sumatera (Capricornis sumatraensis sumatraensis);
(10) kanguru pohon goodfellow (Dendrolagus goodfellowi);
(11) kucing merah (Pardofelis badia);
(12) kukang jawa (Nycticebus javanicus);
(13) kuskus (Phalanger alexandrae);
(14) lutra sumatera (Lutra sumatrana);
(15) macan dahan kalimantan (Neofelis diardi borneensis);
(16) macan dahan sumatera (Neofelis diardi diardi);
(17) monyet sulawesi (Macaca maura);
(18) musang air (Cynogale bennettii);
(19) orangutan kalimantan (Pongo pygmaeus);
(20) owa jawa (Hylobates moloch);
(21) paus bersirip (Balaenoptera physalus);
(22) paus biru (Balaenoptera musculus);
(23) siamang (Hylobates klossii);
(24) siamang (Symphalangus syndactylus);
(25) tapir asia (Tapirus indicus);

1 Pernyataan Umum/Klasifikasi
Hewan langka adalah hewan yang memiliki spesies yang berisiko punah, baik
punah di alam liar (extinct in the wild) maupun sepenuhnya punah (extinct).
Hewan dinyatakan langka berdasarkan rasio jumlah spesies (populasi) yang ada
dan berdasarkan daerah persebaran habitatnya. Di Indonesia daftar hewan langka
makin banyak dan panjang.

2 Anggota/Aspek yang Dilaporkan
Berikut ini adalah daftar hewan dari kelas mamalia yang paling langka di Indonesia
berdasarkan jumlah spesies populasinya meskipun oleh IUCN Redlist hewan-hewan
itu dimasukkan ke dalam status hewan yang kritis.

(1) Badak jawa (Rhinocerus sondaicus). Hewan endemik Pulau Jawa dan hanya
terdapat di Taman Nasional Ujung Kulon ini merupakan hewan paling langka
di dunia dengan jumlah populasi hanya 20—27 ekor.
(2) Badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis). Populasi badak sumatera hanya 220--275 ekor (2007), bahkan menurut International Rhino Foundation (Virginia),
diperkirakan populasi badak sumatera tidak mencapai 200 ekor (2010).
(3) Macan tutul jawa atau macan kumbang (Panthera pardus melas). Subspesies
ini berjumlah kurang dari 250 ekor.
(4) Rusa bawean (Axis kuhlii). Hewan langka endemik Pulau Bawean memiliki
populasi antara 250--300 ekor (2006).
(5) Harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae). Subspesies harimau ini tinggal
400--500 ekor.
(6) Beruk mentawai (Macaca pagensis). Satwa endemik dan langka dari Kepulauan
Mentawai ini mempunyai populasi antara 2.100--3.700 ekor.
(7) Orang utan sumatera (Pongo abelii). Hewan langka ini berpopulasi sekitar
7.300 ekor (2004).
(8) Simpai mentawai (Simias concolor). Endemik Kepulauan Mentawai ini
berpopulasi 6.000--15.500 ekor (2006).
(9) Kanguru pohon mantel emas endemik Papua. Populasinya tidak tercatat.
(10) Kanguru pohon mbaiso atau dingiso (Dendrolagus mbaiso). Endemik Papua
Indonesia.
(11) Kera hitam sulawesi (Macaca nigra). Kera langka dari Sulawesi ini memiliki
populasi sekitar 100.000 ekor.

3 Anggota/Aspek yang Dilaporkan
Selain sebelas hewan paling langka di Indonesia, masih terdapat hewan langka
lainnya yang oleh IUCN Redlist dimasukkan ke dalam status konservasi (terancam
punah), satu tingkat di bawah kategori kritis. Hewan tersebut antara lain (diurutkan
berdasarkan abjad nama Indonesia):

(1) anoa dataran rendah (Bubalus depressicornis);
(2) anoa pegunungan (Bubalus quarlesi);
(3) ajag (Cuon alpinus);
(4) banteng (Bos javanicus);
(5) bekantan (Nasalis larvatus);
(6) gajah sumatera (Elephant maximus sumatranus);
(7) gibbon kalimantan (Hylobates muelleri);
(8) gibbon kalimantan white-bearded gibbon (Hylobates agilis);
(9) kambing hitam sumatera (Capricornis sumatraensis sumatraensis);
(10) kanguru pohon goodfellow (Dendrolagus goodfellowi);
(11) kucing merah (Pardofelis badia);
(12) kukang jawa (Nycticebus javanicus);
(13) kuskus (Phalanger alexandrae);
(14) lutra sumatera (Lutra sumatrana);
(15) macan dahan kalimantan (Neofelis diardi borneensis);
(16) macan dahan sumatera (Neofelis diardi diardi);
(17) monyet sulawesi (Macaca maura);
(18) musang air (Cynogale bennettii);
(19) orangutan kalimantan (Pongo pygmaeus);
(20) owa jawa (Hylobates moloch);
(21) paus bersirip (Balaenoptera physalus);
(22) paus biru (Balaenoptera musculus);
(23) siamang (Hylobates klossii);
(24) siamang (Symphalangus syndactylus);
(25) tapir asia (Tapirus indicus);
(26) trenggiling (Manis javanica);
(27) ungko (Hylobates agilis); dan
(28) wau-wau (Hylobates lar).