Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 264-265 Tugas [Kunci Jawaban]
Berikut ini merupakan pembahasan kunci jawaban Buku Bahasa Indonesia untuk Kelas 10 halaman 264-265. Pembahasan kali ini kita akan bahas latihan yang ada pada buku paket B. Indo Tugas Halaman 264 Buku siswa untuk Semester 2 Kelas X SMP/MTS. Semoga dengan adanya pembahasan kunci jawaban Pilihan Ganda (PG) dan juga Esaay Bab 8 Mendalamai Puisi Kelas 10 ini, kalian bisa menjadi lebih giat untuk belajar. Kunci jawaban ini diperuntukkan untuk para pelajar yang sedang mengerjakan tugas Kurikulum 2013 (K13). Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 264 Tugas.
Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 264-265 Tugas [Kunci Jawaban] |
Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 264-265 Tugas [Kunci Jawaban]
Tugas ---
Petunjuk:
1. Baca kembali puisi “Ibu” karya Zawawi Imron dan puisi ‘Telah Kau Robek Kain Biru pada bendera Itu’ karya Aming Aminoedin.
2. Analisislah jenis imaji yang terdapat dalam kedua puisi tersebut dengan menggunakan tabel berikut.
Jawaban :
PUISI IBU
kalau aku merantau lalu datang musim kemarau
sumur-sumur kering, daunan pun gugur bersama reranting -> seolah-olah dapat dilihat
hanya mataair airmatamu ibu, yang tetap lancar mengalir -> seolah-olah dapat dilihat
bila aku merantau
sedap kopyor susumu dan ronta kenakalanku
di hati ada mayang siwalan memutikkan sari-sari kerinduan
lantaran hutangku padamu tak kuasa kubayar -> seolah-olah dapat dirasa
ibu adalah gua pertapaanku
dan ibulah yang meletakkan aku di sini -> seolah-olah dapat dirasa
saat bunga kembang menyemerbak bau sayang -> seolah-olah dapat dicium
ibu menunjuk ke langit, kemundian ke bumi -> seolah-olah dapat dilihat
aku mengangguk meskipun kurang mengerti -> seolah-olah dapat dialami
bila kasihmu ibarat samudera
sempit lautan teduh
tempatku mandi, mencuci lumut pada diri
tempatku berlayar, menebar pukat dan melempar sauh
lokan-lokan, mutiara dan kembang laut semua bagiku
kalau aku ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawan -> seolah-olah dapat dialami
namamu, ibu, yang kan kusebut paling dahulu
lantaran aku tahu
engkau ibu dan aku anakmu
bila aku berlayar lalu datang angin sakal
Tuhan yang ibu tunjukkan telah kukenal
ibulah itu bidadari yang berselendang bianglala -> seolah-olah dapat dilihat
sesekali datang padaku
menyuruhku menulis langit biru
dengan sajakku.
PUISI TELAH KAU ROBEK KAIN BIRU PADA BENDERA ITU
* pahlawan tak dikenal
ribuan orang bergerak sepanjang jalan -> seolah-olah dapat dilihat
berteriak menuju hotel yamato tengah kota -> seolah-olah dapat di dengar
kibar bendera merah-putih-biru itu -> seolah-olah dapat dilihat
menggemuruhkan gelegak antipati pada hati -> seolah-olah dapat dirasakan
tanpa henti tanpa kompromi
ribuan orang bergerak sepanjang jalan -> seolah-olah dapat dilihat
berteriak menuju hotel yamato tengah kota -> seolah-olah dapat didengar
ribuan orang memanjat hotel itu, dan kau -> seolah-olah dapat dilihat
telah robek kain biru pada bendera itu -> seolah-olah dapat dilihat
ribuan orang bersorak, gemuruh -> seolah-olah dapat didengar
“Merdeka negeriku! -> seolah-olah dapat didengar
Merdeka Indonesiaku”
ribuan orang bergerak sepanjang jalan -> seolah-olah dapat dilihat
berteriak menuju hotel yamato tengah kota -> seolah-olah dapat dilihat
sorak gemuruh mereka itu kian riuh -> seolah-olah dapat didengar
“Ini negaraku, negara tercinta
Satu Republik, Indonesia Raya!”
hai bangsa pemabuk, pemilik
bendera merah-putih-biru
jika tak enyah dari negeriku, bambu runcing
akan menuding mengusirmu! -> seolah-olah dapat dirasa
jika tak juga enyah, kutawarkan semangat -> seolah-olah dapat dirasa
dan darah kami muntah, biarkan tubuh kami
berdarah-darah, tapi kau harus -> seolah-olah dapat dirasa
berserah. kau harus menyerah!
telah kau robek kain biru pada bendera itu -> seolah-olah dapat dilihat
tinggal merah-putihnya, kian terasa indah -> seolah-olah dapat dilihat
di mata, mata kita semua!
Merdeka! Merdeka! Merdeka!
Jayalah bangsaku, jayalah negeriku!
Jayalah Indonesiaku!
Mojokerto, 15/8/2011