Berikut ini merupakan pembahasan kunci jawaban Buku Bahasa Indonesia untuk Kelas 7 halaman 71. Pembahasan kali ini kita akan bahas latihan yang ada pada buku paket Bahasa Indonesia Halaman 71-72, Buku siswa untuk Semester 1 Kelas VII SMP/MTS. Semoga dengan adanya pembahasan kunci jawaban Pilihan Ganda (PG) dan juga Esaay Bab 2 Memahami dan Mencipta Cerita Fantasi Kelas 7 ini, kalian bisa menjadi lebih giat untuk belajar. Kunci jawaban ini diperuntukkan untuk para pelajar yang sedang mengerjakan tugas Kurikulum 2013 (K13). Kunci Jawaban Halaman 71 Bahasa Indonesia Kelas 7
Bahasa Indonesia Kelas 7 Halaman 71 - 72 [Kunci Jawaban] |
Bahasa Indonesia Kelas 7 Halaman 71 [Kunci Jawaban]
g. Menelaah Hasil Melengkapi Cerita Fantasi
Bacalah cerita rumpang berikut ini!
Komplikasi
Salah satu gambar bangunan jatuh dan terinjak kakiku. Bumi seperti bergetar dan saya terseret ke dalam bangunan megah yang belum pernah aku kenal. Bangunan itu terus bergetar. Kudengar ada yang memanggilku, Kak tolong kami. Tampak sekumpulan anak seragam biru putih berlarian.
"Ada apa, Dik?" tanyaku kepada seorang anak berseragam biru putih itu.
"Raksasa, Kak!" katanya sambil berlari.
Tiba-tiba bangunan itu bergetar lagi. Makin lama makin kuat. Atap gedung mulai berjatuhan. Kaca jendela mulai retak dan pecah.
"Kita harus lari," kata salah temanku. Kami berlari ke arah pintu. Tetapi, lantai tempat kami berpijak tiba-tiba miring. Kami tergelincir ke arah jendela yang telah pecah kacanya.
Aku berasa meraih benda-benda di sekitarku. Tanganku memegang besi pembatas ruang. Lantai semakin miring. Benda-benda di ruangan itu mulai berjatuhan. Aku lihat teman-temanku juga berhasil meraih sesuatu agar tidak jatuh.
"Hmmm .... Ada bau manusia di sini." Terdengar suara keras dari luar gedung. Dadaku berdetak kencang. Aku memandang sekeliling, sudah tidak mungkin lagi untuk bersembunyi.
"Tolong, Yu! Raksasa itu makin mendekat," kata Via.
Resolusi
Tiba-tiba aku teringat ibu tadi pagi. Ketika akan berangkat ke kantor ini, ibu memintaku membawa payung. Aku menolaknya, karena tidak mungkin hujan di musim kemarau ini.
"Bawalah, Yu. Payung tidak hanya untuk hujan. Ingat kata pepatah, sedia payung sebelum hujan," kata ibu sambil tersenyum. Dengan terpaksa aku membawa payung lipat yang sudah lusuh itu.
Aku mengeluarkan payung dari tasku. Lantai semakin miring. Tanganku pun sudah semakin lelah menahan berat badan. Aku membuka payung. Tiba-tiba payung itu mengembang semakin besar. Payung itu bergerak mendekati Via dan Ratna. Kami memegang gagang payung bersama-sama. Payung mengembang semakin besar sehingga menutupi tubuh kami, dan membawa kami mendekati dinding.
"Di mana mereka?" tanya raksasa itu sambil melempar benda-benda yang tersisa di dalam ruangan. Setelah sekian lama mencari, raksasa itu pun pergi.
"Kita selamat!" teriak kami.
"Tapi, bagaimana cara kita kembali?" tanya Ratna.
Aku melihat sekeliling dinding. Tampak sebuah gambar di dinding itu. Aku teringat telah mengijak sebuah gambar hingga terlempar ke dunia ini. Aku arahkan payung ke gambar itu. Seolah mengerti dengan yang aku pikirkan, payung itu bergerak menuju gambar.
Ploooooop! Payung itu mengecil dan kami pun masuk ke kantor semula. Aku pandangi payung lusuh itu. Benar kata ibu, sedia payung sebelum hujan.
Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 7 Halaman 72
Cerita Fantasi Rumpang 2
Lanjutkan rangkaian peristiwa berikut!
Jawaban:
Orientasi
Dengan tergesa Meza menuju perpustakaan sekolahnya. Tugas dari guru Bahasa Indonesia harus dikumpulkan siang nanti jam ke 7. Padahal dia belum membaca sama sekali buku biografi yang ditugaskan. Perpustakaan masih sepi ketika Meza memasuki perpustakaan. Hanya tampak Bu Rina, pustakawati sekolah yang sedang menata buku di mejanya. Tidak tampak seorang murid pun di perpustakaan.
Komplikasi
Dengan cepat diambilnya sebuah buku biografi yang sudah ada di meja baca. Buku itu nampak sedikit lusuh. Dia membaca buku tentang biografi Bung Tomo. Pada halaman kesepuluh dia ditarik Bung Tomo diajak berjalan-jalan menyaksikan perjuangan pada 10 November 1945.
"Bila nanti tentara Sekutu menyerang, segera bersembunyi," kata Bung Tomo. "Ploegman telah mengibarkan bendera Belanda di Hotel Yamato semalam. Ini tidak bisa dibiarkan."
Meza menatap bendera merah-putih-biru di atas Hotel Yamato. Bung Tomo meninggalkan Meza dan bersiap-siap untuk menurunkan bendera Belanda.
Sidik dan Hariyono gagal berunding dengan Ploegman dan Sidik berhasil membunuh Ploegman, begitu cerita yang didengar Meza. Pertempuran telah dimulai. Suara tembakan terdengar di mana-mana, begitu pula dengan teriakan pengobar semangat dari pejuang Indonesia.
Doaaaaarr!! Sebuah granat meletus di dekat Meza. Meza terpental dan tubuhnya menarik dinding tempat ia bersembunyi.
Resolusi
"Meza! Meza! Bangun! Kamu dicari Bu Rina," kata Dina sambil menggoyang-goyang tubuh Meza.
"Kita menang?" tanya Meza linglung.
"Menang apaan? Ada juga dihukum karena terlambat masuk kelas," kata Dina sambil tertawa.
Meza menatap buku yang ia baca tadi. Belum ada separuh ia mengerjakan tugasnya. Ia buka halaman terakhir buku itu agar ia dapat langsung membuat kesimpulan. Tercengang ia membaca akhir cerita tersebut. Meski bendera merah putih telah berkibar di Surabaya, prajurit Indonesia banyak yan tewas karena kalah perlengkapan.