Berikut ini merupakan pembahasan kunci jawaban Buku Bahasa Indonesia untuk Kelas 8 halaman 85, 86. Pembahasan kali ini kita akan bahas latihan yang ada pada buku paket B. Indo Kegiatan 3.7 Halaman 85, Buku siswa untuk Semester 1 Kelas VIII SMP/MTS. Semoga dengan adanya pembahasan kunci jawaban Pilihan Ganda (PG) dan juga Esaay Bab 3 Mengenali Unsur-Unsur Teks Eksposisi Kelas 8 ini, kalian bisa menjadi lebih giat untuk belajar. Kunci jawaban ini diperuntukkan untuk para pelajar yang sedang mengerjakan tugas Kurikulum 2013 (K13). Kunci Jawaban Kegiatan 3.7 Halaman 85 Bahasa Indonesia Kelas 8
Bahasa Indonesia Kelas 8 Halaman 85 Kegiatan 3.7 [Kunci Jawaban] |
Bahasa Indonesia Kelas 8 Halaman 85 Kegiatan 3.7 [Kunci Jawaban]
Kegiatan 3.7
A. Tulislah sebuah teks eksposisi yang berkaitan dengan isu rendahnya kesantunan berbahasa dalam masyarakat. Adapun langkah-langkah pengembangannya sebagai berikut.
1. Bacalah berbagai sumber, baik itu berupa surat kabar, internet, ataupun buku-buku yang menjelaskan masalah kesantunan berbahasa.
2. Lakukan pula pengamatan terhadap kebiasaan berbahasa warga masyarakat di sekitarmu.
3. Catatlah hal-hal penting, baik yang kamu dapatkan melalui membaca maupun kegiatan pengamatan itu.
4. Susunlah catatan itu ke dalam kerangka yang berlaku di dalam teks eksposisi, yakni terdiri atas tesis, rangkaian argumen, dan penegasan ulang.
5. Kembangkanlah kerangka itu menjadi sebuah teks eksposisi yang lengkap dengan memperhatikan pula kaidah-kaidah kebahasaannya.
B. 1. Lakukanlah silang baca dengan seorang teman untuk saling memberikan
tanggapan terhadap teks eksposisi yang telah kamu buat.
2. Gunakanlah format berikut.
Jawaban 1 :
Teks eksposisi rendahnya kesantunan berbahasa dalam masyarakat
1. Pernyataan Pendapat (tesis): kalimat pertama yaitu “Dalam berkomunikasi di media sosial, menurut hemat saya, kalangan pengguna media sosial sering menunjukkan kesantunan yang rendah”
2. Argumentasi, adalah bagian yang berada pada bagian tengah paragraf yang berisi contoh menjelaskan pandangan penulis.
3. Penegasan Ulang Pendapat, adalah bagian terakhir yaitu Sebagai tindak lanjut, kita perlu menanggapi hal ini dengan mengembalikan kesantunan dalam setiap interaksi masyarakat, meski tetap menggunakan komunikasi yang canggih. Perkembangan zaman tak perlu mengorbankan adab dan kesantunan, tetapi menjadikannya lebih baik.
Sebagian besar penduduk dinegara ini seringkali menggunakan kata-kata yang tidak pantas atau kata-kata kasar dalam sehari-hari. Dan sangat disayangkannya kata-kata tersebut biasanya disebut oleh anak-anak yang masih dibawah umur. Padahal kata-kata tersebut sangat tidak pantas disebut oleh anak-anak.
Hal itu dapat terjadi dikarenakan lingkungan si anak yang kurang baik dan juga posisi orang tua atau orang dewasa yang sangat penting akan hal itu. Seringkali kita lihat dimedia sosial ataupun di lingkungan sekitar orang dewasa beradu argumen atau mengkritik suatu hal dengan kata yang tak pantas dan karena anak-anak itu biasanya sangat terpengaruh akan hal yang seperti itu akhirnya ia pun mengikuti perilaku tersebut. Hal itu bisa juga dikarenakan orang tuanya yang tidak terlalu memperhatikan perkembangan si anak, yang akhirnya si anak pun bebas melakukan hal apapun termasuk hal ini.
Perilaku seperti ini bisa berdampak buruk bagi negara ini. salah satunya yaitu ini menyebabkan nilai negara ini dimata negara lain sangat tidak bagus.
Semestinya orang dewasa lebih memperhatikan perkembangan anaknya dan juga menasehatinya ketika ia melakukan hal seperti itu. Para anak-anak juga harus bisa memilih-milih lingkungan mana yang baik untuknya dan perilaku mana yang baik untuk dirinya.
Jadi, sebaiknya para orang tua bisa menuntun anaknya ke jalan yang benar. Agar dimasa yang akan datang hal itu dapat menjadi manfaat bagi generasi penerus dan negara ini.
( paragraf 1 Tesis, 2 & 3 Rangkaian Argumen, 4 Penegasan Ulang)
Jawaban 3 :
Judul: Rendahnya Kesantunan dalam berbabahasa
Tesis:
Berbagai macam permasalahan sosial dapat dipicu oleh kurangnya kesantunan dalam berbahasa. Berawal dari caci maki kemudian berujung dengan kekerasan fisik. Seperti tawuran antar pelajar, misalnya. Mungkin awalnya hanya sekadar bercanda, tetapi pada akhirnya akan selalu ada pihak yang tersinggung.
Argumen:
Masyarakat pada masa kini berbicara dengan bahasa yang kurang santun dan bahkan cenderung tidak sopan. Dari anak-anak, remaja, hingga orang dewasa dan bahkan politisi Indonesia rata-rata kurang menunjukkan kesantunan dalam berbicara.
Perbincangan sehari-hari tidak luput dari kata-kata kasar dan tidak sopan. Sebutlah ‘anjing’, misalnya. Kata yang satu ini tentu sudah sering terdengar di telinga kita, bahkan banyak yang sudah terbiasa mendengarnya.
Perlu kita sadari bahwa kesantunan berbahasa merupakan faktor yang penting ada dalam diri kita. Moral dan emosi seseorang dapat dilihat dari kesantunan berbahasanya. Menggunakan bahasa yang santun membuat kita dapat mengendalikan emosi, sehingga tentu dapat meningkatkan moral dalam diri kita.
Dengan menggunakan bahasa yang santun kita juga akan lebih mudah untuk menyelesaikan suatu masalah. Sedangkan menggunakan bahasa yang tidak santun atau kasar malah dapat memperbesar masalah kecil yang sebenarnya sederhana.
Penegasan Ulang:
Oleh karena itu, kesantunan berbahasa penting untuk diterapkan sejak dini agar tertanam dan mengakar dalam diri kita. Untuk mewujudkannya, diperlukan lingkungan keluarga yang baik. Dengan didikan dalam keluarga yang diberikan sejak dini, seorang anak akan memiliki fondasi yang kuat sehingga tidak mudah terpengaruh dengan lingkungan luar.
Tesis:
Berbagai macam permasalahan sosial dapat dipicu oleh kurangnya kesantunan dalam berbahasa. Berawal dari caci maki kemudian berujung dengan kekerasan fisik. Seperti tawuran antar pelajar, misalnya. Mungkin awalnya hanya sekadar bercanda, tetapi pada akhirnya akan selalu ada pihak yang tersinggung.
Argumen:
Masyarakat pada masa kini berbicara dengan bahasa yang kurang santun dan bahkan cenderung tidak sopan. Dari anak-anak, remaja, hingga orang dewasa dan bahkan politisi Indonesia rata-rata kurang menunjukkan kesantunan dalam berbicara.
Perbincangan sehari-hari tidak luput dari kata-kata kasar dan tidak sopan. Sebutlah ‘anjing’, misalnya. Kata yang satu ini tentu sudah sering terdengar di telinga kita, bahkan banyak yang sudah terbiasa mendengarnya.
Perlu kita sadari bahwa kesantunan berbahasa merupakan faktor yang penting ada dalam diri kita. Moral dan emosi seseorang dapat dilihat dari kesantunan berbahasanya. Menggunakan bahasa yang santun membuat kita dapat mengendalikan emosi, sehingga tentu dapat meningkatkan moral dalam diri kita.
Dengan menggunakan bahasa yang santun kita juga akan lebih mudah untuk menyelesaikan suatu masalah. Sedangkan menggunakan bahasa yang tidak santun atau kasar malah dapat memperbesar masalah kecil yang sebenarnya sederhana.
Penegasan Ulang:
Oleh karena itu, kesantunan berbahasa penting untuk diterapkan sejak dini agar tertanam dan mengakar dalam diri kita. Untuk mewujudkannya, diperlukan lingkungan keluarga yang baik. Dengan didikan dalam keluarga yang diberikan sejak dini, seorang anak akan memiliki fondasi yang kuat sehingga tidak mudah terpengaruh dengan lingkungan luar.