Kpz0JXNL4KwnNLROcdoTIG3N8IlpsfRVGQnxBFp8
Bookmark

Bahasa Indonesia Kelas 8 Halaman 23 Tabel 1.5 [Kunci Jawaban]

Berikut ini merupakan pembahasan kunci jawaban Buku Bahasa Indonesia untuk Kelas 8 halaman 23. Pembahasan kali ini kita akan bahas latihan yang ada pada buku paket B. Indo Kegiatan 4 : Menemukan Struktur dalam Teks Laporan Hasil Observasi Halaman 22 dan 23 , Buku siswa untuk Semester 1 Kelas VIII SMP/MTS. Semoga dengan adanya pembahasan kunci jawaban  Pilihan Ganda (PG) dan juga Esaay Bab 1 Menulis Teks Laporan Hasil Observasi Kelas 8 ini, kalian bisa menjadi lebih giat untuk belajar. Kunci jawaban ini diperuntukkan untuk para pelajar yang sedang mengerjakan tugas Kurikulum Merdeka. Kunci Jawaban Tabel 1.5 Struktur Teks “Bandi di Kota Padang” Halaman 23

Bahasa Indonesia Kelas 8 Halaman 23 Tabel 1.5 Struktur Teks “Bandi di Kota Padang” [Kunci Jawaban]


Bahasa Indonesia Kelas 8 Halaman 23 Tabel 1.5 Struktur Teks “Bandi di Kota Padang” [Kunci Jawaban]

Berlatih
Tabel 1.5 Struktur Teks “Bandi di Kota Padang”

Soal dan Jawaban
1. Pembuka ( definisi umum ) : Bendi adalah salah satu alat transportasi tradisional yang ditarik oleh kuda yang masih digunakan di Kota Padang. Bendi ada yang beroda dua, tiga, atau empat. Bendi dikendalikan oleh seorang kusir dengan cara menarik tali kekang. Tali kekang bermanfaat untuk mengatur langkah kuda dalam menjaga keseimbangan posisi penumpang ataupun barang yang ada di atas bendi. Bendi pertama kali ditemukan oleh sarjana Hindia Belanda bernama Charles Theodore Deeleman. Di beberapa daerah lain di Indonesia bendi dikenal dengan sebutan delman sesuai dengan nama penemunya. Di Pulau Jawa, bendi dikenal dengan sebutan dokar, andong, dan kahar atau keretek. Di Nusa Tenggara Barat bendi dikenal dengan sebutan cidomo. Di Kota Padang, bendi sudah digunakan sejak akhir abad ke-18, tepatnya tahun 1892. Alat transportasi ini pernah menjadi alat transportasi primadona di Kota Padang dan kota-kota lain di Sumatra Barat, seperti Bukittinggi dan Payakumbuh.

2. Isi ( deskripsi bagian) : Sampai saat ini, bendi masih tetap diminati meskipun tidak seprimadona dahulu. Sebagai alat transportasi tradisional, bendi mampu bertahan melintasi zaman walaupun sudah banyak alat transportasi lain bermunculan pada era modern, seperti Trans Padang, angkot, taksi, dan ojek online atau ojol. Pangkalan bendi terletak di perempatan jalan Pasar Raya Padang. Pangkalan itu merupakan tempat terjadinya tawar-menawar tarif, waktu, dan rute perjalanan antara penumpang dan kusir bendi. Tarif bendi berkisar antara Rp50.000,00 sampai dengan Rp100.000,00 per 30 menit. Tarif tersebut merupakan standar umum tarif bendi di Kota Padang. Berdasarkan observasi, saat ini bendi bermanfaat sebagai alat transportasi jarak dekat di Kota Padang, yaitu rute pendek seperti Pasar Raya—Jati, Pasar Raya—Purus, Pasar Raya—Rimbo Kaluang, dan daerah lain dalam Kota Padang. Selain itu, bendi juga bermanfaat sebagai alat transportasi untuk menyusuri tempat wisata di Kota Padang, seperti Kawasan Pondok yang dikenal dengan julukan “Kota Tua” atau Kampung Cina (Chinese Town), Jembatan Siti Nurbaya yang dikenal dengan kisah roman Siti Nurbaya, Pantai Padang yang dikenal dengan keindahan sunsetnya, dan Masjid Raya Sumbar, bangunan masjid yang megah dan dikenal sebagai salah satu tempat wisata religi di Kota Padang. Bendi membantu para wisatawan untuk mengunjungi tempat-tempat tersebut. Selain itu, bendi juga bermanfaat untuk mengantarkan wisatawan menikmati jajanan kuliner di sepanjang Pantai Padang, seperti jajanan lengkitang, pensi, karupuak kuah, pisang bakar, kelapa muda, soto, satai, dan aneka macam seafood. Wisatawan menikmati aneka jajanan kuliner sambil ber-selfie ria menunggu sunset pada sore hari di Pantai Padang.

3. Penutup ( kesimpulan ) : Demikian, bendi menjadi salah satu alat transportasi pilihan bagi wisatawan saat berkunjung ke Kota Padang. Wisatawan dapat berjalanjalan mengitari Kota Padang dengan bendi. Oleh karena itu, bendi masih tetap eksis sampai sekarang.