Berikut ini merupakan pembahasan kunci jawaban Buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk Kelas 11 halaman 28 - 29 Pembahasan kali ini kita akan bahas uji pemahaman bagian 1 unit 1 yang ada pada buku paket PPKN Halaman 28 - 29, Buku siswa untuk Semester 1 (Ganjil) Kelas XI SMA/SMK/MA/MAK. Semoga dengan adanya pembahasan kunci jawaban Pilihan Ganda (PG) dan juga Esaay Bagian 1 Pancasila. ini,
kalian bisa menjadi lebih giat untuk belajar. Kunci jawaban ini
diperuntukkan untuk para pelajar yang sedang mengerjakan tugas Kurikulum Merdeka. Kunci Jawaban Uji Pemahaman Unit 1 Bagian 1 Hal 28 - 29 PPKN Kls 11
Kunci Jawaban PPKN Kelas 11 Halaman 28 - 29 Uji Pemahaman Bagian 1 unit 1
Uji Pemahaman Unit 1 Bagian 1 Halaman 28, 29
Soal
b. Apakah yang menjadi perbedaan cara pandang para pendiri bangsa mengenai dasar negara Indonesia?
c. Bagaimana kaitan antara agama dan negara dalam penentuan dasar negara Indonesia?
d. Bagaimana argumentasi para pendiri bangsa untuk menempatkan ajaran syariat Islam sebagai bagian dari dasar negara?
e. Apa yang menjadi alasan kuat untuk tidak menjadikan syariat Islam sebagai dasar negara Indonesia?
f. Pesan moral apa yang dapat kalian gali dari perdebatan panjang para pendiri bangsa, sampai akhirnya menuju pada satu kesepakatan Pancasila yang kita kenal sampai saat ini?
Kunci Jawaban
a. Para pendiri bangsa menyampaikan rumusan dasar negara melalui lima konsep yang disampaikan dalam sidang BPUPKI. Moh. Yamin, Soepomo, dan Soekarno sama-sama menyampaikan rumusan dasar negara dengan versi dan pemikiran mereka masing - masing.
b. Yang menjadi perbedaan cara pandang para pendiri bangsa mengenai dasar
negara Indonesia yaitu tentang ketuhanan dan cara para tokoh memaknai
Pancasila. Tiga pendapat tokoh semua berbeda, Moh. Yamin menekankan pada azas dan
dasar negara, Supomo menekankan pada intgralistik, sedangkan Sukarno
menekankan pada nasionalisme.
c. Kaitan antara agama dan negara dalam penentuan dasar negara Indonesia
adalah senantiasa menghadirkan sebuah konsekuensi hukum di Indonesia
yang berlandaskan ketuhanan yang maha esa, menegaskan bahwa negara atas
nama Konstitusi mengurusi urusan agama dan kepercayaan, sehingga
menghadirkan pluralisme hukum di dalam menjalani politik hukum yang
harmonis. negara secara aktif dan dinamis harus menyokong setiap
individu-individu sehingga terciptanya kerukunan umat beragama dan
tercapai lah hubungan ideal yang diharapkan oleh pendiri Negara.
d. Argumentasi para pendiri bangsa Indonesia untuk menempatkan ajaran syariat islam sebagai bagian dari dasar negara
terjadi pada saat setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia di bacakan
tepatnya pada tanggal 17 Agustus 1945. Dimana sore hari di tanggal 17
Agustus 1945 tersebut, Drs. Mohammad Hatta kedatangan tamu seorang opsir
angkatan laut Jepang yang berkuasa di wilayah kalimantan dan wilayah
timur Indonesia. Dimana opsir tersebut memberitahukan bahwa masyarakat
daerah tersebut keberatan terhadap bagian dari kalimat pembukaan
Undang-Undang Dasar yang berbunyi : Ketuhanan dengan kewajiban
menjalankan syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya. Kalimat ini telah
disetujui oleh BPUKPI dan dikenal sebagai Piagam Jakarta. Sehingga
kalimat tersebut dianggap sensitif dan melukai hati orang-orang
Indonesia yang beragama nonmuslim. Sehingga pada akhirnya setelah
melalui rapat diputuskan bahwa kalimat pembukaan Undang-Undang Dasar
diubah menjadi : Ketuhanan Yang Maha Esa, hal ini dikarenakan Wilayah
Republik Indonesia
harus menyertakan kawasan Indonesia timur juga.
e. Pada tanggal 18
Agustus 1945 atas usulan Bung Hatta di ubah . Kesepakatan itu disetujui
bersama kelompok Islam yang dipimpin oleh Ki Bagus Hadikusmo, karena ada
sekelompok perwakilan tokoh dari Indonesia timur yang "mengancam"
mundur dari Indonesia jika aturan pertama Piagam Jakarta tetap
menggunakan ungkapan "kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya".
f. Pesan moral yang mampu dilakukan pada perdebatan panjang adalah bahwa kita mementingkan sifat mufakat dan meninggalkan kepentingan pribadi. Dengan rasa persatuan maka akan tercipta sebuah kemerdekaan.
11. Istilah Penting
1. Ketuhanan
Arti : Ketuhanan memiliki arti berbagai sifat yang luhur dan mulia dari Tuhan yang harus ada.
Ilustrasi : Ketuhanan semakin diperjelas dengan ditetapkannya sila pertama pada Pancasila yang lebih menekankan pada sifat-sifat luhur dan mulia dari Tuhan.
2. Internasionalisme
Arti : Internasionalisme merupakan suatu paham global yang dibuat oleh masyarakat dunia.
Ilustrasi: Internasionalisme berarti paham global yang dibentuk masyarakat dunia yang menginginkan hubungan antar sesama manusia yang kuat.
3. Musyawarah
Arti : Musyawarah merupakan suatu upaya yang dilakukan secara bersama-sama untuk menyelesaikan persoalan atau mengambil keputusan.
Ilustrasi: Salah satu contoh penerapan musyawarah mufakat di lingkungan sekolah adalah berdiskusi dan bermusyawarah untuk menentukan pengurus kelas.
4. Integralistik
Arti : Integralistik berarti jika antar masyarakat saling berhubungan erat dan negara tidak memihak pada salah satu golongan yang lebih kuat.
Ilustrasi: Hubungan antara negara dengan Pancasila yang tidak dapat dipisahkan. Negara dengan Pancasila merupakan satu kesatuan utuh yang saling mempengaruhi, di mana masing-masing sila saling berkaitan. Sebab, keseluruhan sila menggambarkan adanya paham persatuan atau integralistik.
5. Gotong royong
Arti : Bekerja secara bersama-sama baik antarindividu maupun antar kelompok dalam masyarakat. Hal ini dilakukan untuk menyelesaikan suatu keperluan atau pekerjaan yang berguna bagi kepentingan bersama.
Ilustrasi: Membersihkan kelas bersama-sama. Mengerjakan kegiatan kerja bakti seperti membersihkan halaman sekolah bersama-sama. Mengerjakan tugas kelompok bersama-sama secara adil.
6. Kekeluargaan
Arti: Rasa kepedulian yang dibuat oleh individu atau kelompok sehingga tercipta suatu hubungan yang tentram dan damai.
Ilustrasi: Perwujudan nilai kekeluargaan di sekolah dan pergaulan saling menghargai satu sama lain, saling menghormati, saling mengasihi. Dan tidak memilih-milih teman, sebelum bertutur kata kita harus memikirkannya terlebih dahulu agar tidak menyakiti perasaan orang tersebut.
7. Philosophische grondslag atau weltanschauung
Arti : Bung Karno pernah mengatakan bahwa Pancasila adalah Philosophische Grondslag, artinya Pancasila adalah dasar filsafat negara. Pikiran yang filsafati sejatinya jangan dibelokkan menjadi ideologi, karena ideologi konotasinya indoktrinasi.
Ilustrasi: Nilai-nilai filosofis yang terkandung dalam sila-sila Pancasila mendasari seluruh peraturan hukum yang berlaku di Indonesia.
8. Kemanusiaan
Arti : Sifat-sifat yang melandasi hubungan yang terjadi antar manusia. Sifat-sifat ini bisa berasal dari pikiran, rasa, dan karsa sehingga menempatkan posisi manusia sebagai makhluk yang bermartabat.
Ilustrasi: Memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang Maha Esa. Tidak semena-mena terhadap orang lain. Membantu orang yang sedang mengalami kesusahan.
1. Ketuhanan
Arti : Ketuhanan memiliki arti berbagai sifat yang luhur dan mulia dari Tuhan yang harus ada.
Ilustrasi : Ketuhanan semakin diperjelas dengan ditetapkannya sila pertama pada Pancasila yang lebih menekankan pada sifat-sifat luhur dan mulia dari Tuhan.
2. Internasionalisme
Arti : Internasionalisme merupakan suatu paham global yang dibuat oleh masyarakat dunia.
Ilustrasi: Internasionalisme berarti paham global yang dibentuk masyarakat dunia yang menginginkan hubungan antar sesama manusia yang kuat.
3. Musyawarah
Arti : Musyawarah merupakan suatu upaya yang dilakukan secara bersama-sama untuk menyelesaikan persoalan atau mengambil keputusan.
Ilustrasi: Salah satu contoh penerapan musyawarah mufakat di lingkungan sekolah adalah berdiskusi dan bermusyawarah untuk menentukan pengurus kelas.
4. Integralistik
Arti : Integralistik berarti jika antar masyarakat saling berhubungan erat dan negara tidak memihak pada salah satu golongan yang lebih kuat.
Ilustrasi: Hubungan antara negara dengan Pancasila yang tidak dapat dipisahkan. Negara dengan Pancasila merupakan satu kesatuan utuh yang saling mempengaruhi, di mana masing-masing sila saling berkaitan. Sebab, keseluruhan sila menggambarkan adanya paham persatuan atau integralistik.
5. Gotong royong
Arti : Bekerja secara bersama-sama baik antarindividu maupun antar kelompok dalam masyarakat. Hal ini dilakukan untuk menyelesaikan suatu keperluan atau pekerjaan yang berguna bagi kepentingan bersama.
Ilustrasi: Membersihkan kelas bersama-sama. Mengerjakan kegiatan kerja bakti seperti membersihkan halaman sekolah bersama-sama. Mengerjakan tugas kelompok bersama-sama secara adil.
6. Kekeluargaan
Arti: Rasa kepedulian yang dibuat oleh individu atau kelompok sehingga tercipta suatu hubungan yang tentram dan damai.
Ilustrasi: Perwujudan nilai kekeluargaan di sekolah dan pergaulan saling menghargai satu sama lain, saling menghormati, saling mengasihi. Dan tidak memilih-milih teman, sebelum bertutur kata kita harus memikirkannya terlebih dahulu agar tidak menyakiti perasaan orang tersebut.
7. Philosophische grondslag atau weltanschauung
Arti : Bung Karno pernah mengatakan bahwa Pancasila adalah Philosophische Grondslag, artinya Pancasila adalah dasar filsafat negara. Pikiran yang filsafati sejatinya jangan dibelokkan menjadi ideologi, karena ideologi konotasinya indoktrinasi.
Ilustrasi: Nilai-nilai filosofis yang terkandung dalam sila-sila Pancasila mendasari seluruh peraturan hukum yang berlaku di Indonesia.
8. Kemanusiaan
Arti : Sifat-sifat yang melandasi hubungan yang terjadi antar manusia. Sifat-sifat ini bisa berasal dari pikiran, rasa, dan karsa sehingga menempatkan posisi manusia sebagai makhluk yang bermartabat.
Ilustrasi: Memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang Maha Esa. Tidak semena-mena terhadap orang lain. Membantu orang yang sedang mengalami kesusahan.