Kpz0JXNL4KwnNLROcdoTIG3N8IlpsfRVGQnxBFp8
Bookmark

Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 Halaman 57 Kurikulum Merdeka

Berikut ini merupakan pembahasan kunci jawaban Buku Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk Kelas 11 halaman 57 Pembahasan kali ini kita akan bahas Kegiatan 1 Temukan informasi peristiwa sejarah yang menjadi latar belakang sebuah cerpen yang ada pada buku paket Bahasa Indonesia Halaman 57 Buku siswa untuk Semester 1 (Ganjil) Kelas XI SMA/SMK/MA/MAK. Semoga dengan adanya pembahasan kunci jawaban Pilihan Ganda (PG) dan juga Esaay Bab 2 Menyajikan Berita Inovasi yang Menghibur ini, kalian bisa menjadi lebih giat untuk belajar. Kunci jawaban ini diperuntukkan untuk para pelajar yang sedang mengerjakan tugas Kurikulum Merdeka. Kunci Jawaban Kegiatan 2 Bab 2 Hal 57 Bahasa Indonesia Kls 11

Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 Halaman 57 Kurikulum Merdeka
Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 Halaman 57 Kurikulum Merdeka

Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 Halaman 57 Kegiatan 2 Bab 2

Kegiatan 2 Temukan informasi peristiwa sejarah yang menjadi latar belakang sebuah cerpen Bab 2 Halaman 57

 Soal
Agar dapat memahami isi cerpen tersebut secara komprehensif, kalian dapat berdiskusi secara berkelompok (satu kelompok yang terdiri atas 4-5 siswa) untuk menemukan informasi berikut. 
1. Siapakah Andi Makassau? 
2. Berdasarkan pertanyaan nomor 1, apa yang telah dilakukannya terhadap upaya memperjuangan kemerdekaan Indonesia khususnya di Sulawesi Selatan? 
3. Siapakah Westerling? 
4. Mengapa dia dikatakan pelaku genosida di Sulawesi Selatan? 
5. Apa yang dimaksud dengan pasukan Depot Speciale Troepen — DST, KNIL? 
6. Mengapa Depot Speciale Troepen — DST, KNIL dikatakan sebagai pasukan yang penuh dengan kekejaman?
 
 

Kunci Jawaban 
 
1. Andi Makassau Parenrengi adalah tokoh yang berasal dari Parepare, pejuang kemerdekaan Indonesia di daerah bekas Ajatappareng (sekarang: Kota Parepare, Kabupaten Pinrang, Kabupaten Sidenreng Rappang, Kabupaten Barru, dan Kabupaten Enrekang). Dia adalah bangsawan Kerajaan Suppa.
2.    Sebelum kemerdekaan Indonesia, Andi Makassau membentuk dan memelopori organisasi kemasyarakatan dan politik yang bertujuan mencapai kemerdekaan Indonesia. Organisasi kemasyarakatan tersebut antara lain, seperti Partai Sarikat Islam di Parepare (dibentuk pada tahun 1927) dan Sumber Darah Rakyat atau disingkat SUDARA (dibentuk tahun 1944). Setelah kemerdekan, Andi Makassau menyatakan mendukung kemerdekaan Indonesia. Namun, pada 1946 Westerling yang melakukan pembantaian terhadap kurang lebih 40.000 rakyat Sulawesi Selatan dihadang dengan gagah berani oleh laskar-laskar di bawah kepemimpinan Andi Makassau. Karena kalah senjata dan fasilitas lain, akhirnya perjuangan itu kalah. Andi Makassau dibuang di tengah laut dalam kondisi terikat.
3.    Westerling bernama lengkap Raymond Pierre Paul Westerling. Dia lahir di Istanbul, Kesultanan Utsmaniyah, 31 Agustus 1919 dan meninggal di Purmerend, Belanda, 26 November 1987 pada umur 68 tahun. Westerling adalah komandan pasukan Belanda yang terkenal karena memimpin Pembantaian Westerling (1946–1947) di Sulawesi Selatan dan percobaan kudeta APRA di Bandung, Jawa Barat.
4.    Westerling dikatakan sebagai pelaku genosida di Sulawesi Selatan karena dia dan pasukan khusus Belanda yang bernama DST telah menghabisi sekitar 40.000 warga Sulawesi Selatan pada tahun 1946– 1947. Hal ini berawal dari peristiwa pembunuhan 1.000 orang Indonesia pro-Belanda yang dilakukan pejuang kemerdekaan Indonesia di bawah pimpinan Andi Makassau. Kemudian Belanda melakukan pembalasan dengan mendatangkan pasukan DST yaitu pasukan khusus KNIL di bawah Westerling. Tanpa segan Westerling mengadakan operasi pembersihan yang mirip pembunuhan massal.
5.    Yang dimaksud dengan DST (Depot Speciale Troepen) di bawah KNIL adalah satuan khusus andalan militer Belanda yang terlibat aksi pembantaian di Sulawesi Selatan. DST biasa disebut pasukan baret hijau yang biasa dikirim ke daerah-daerah konflik yang membutuhkan operasi khusus seperti halnya di Sulawesi Selatan yang dipimpin oleh Westerling.
6.    DST dianggap menjadi pasukan yang kejam karena pada kenyataannya pasukan tersebut banyak diisi oleh pribumi sebagai prajurit. DST melakukan "eksekusi" yang terjadi di Sulawesi Selatan