Apa makna peristiwa Rengasdengklok bagi Proklamasi Kemerdekaan?

Berikut ini merupakan pembahasan kunci jawaban Buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk Kelas 7 halaman 167 Pembahasan kali ini kita akan bahas latihan yang ada pada buku paket PPKN Uji Kompetensi 6 Halaman167 Buku siswa untuk Semester 2 (Genap) Kelas VII SMP/MTs. Semoga dengan adanya pembahasan kunci jawaban Pilihan Ganda (PG) dan juga Esaay Bab 6 Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia ini,
kalian bisa menjadi lebih giat untuk belajar. Kunci jawaban ini
diperuntukkan untuk para pelajar yang sedang mengerjakan tugas K13 Edisi Revisi 2017 (Kurikulum 2013). Kunci Jawaban Uji Kompetensi 6.1 Halaman 167 IPA Kelas 7
 
Apa makna peristiwa Rengasdengklok bagi Proklamasi Kemerdekaan?

Apa makna peristiwa Rengasdengklok bagi Proklamasi Kemerdekaan?
Jawaban :
Makna peristiwa RENGASDENGKLOK terhadap Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia sangat penting sebab peristiwa ini yang menjadi
pendorong agar Proklamasi dilaksanakan secepatnya dan tanpa adanya
campur tangan dari penjajah (Jepang) sehingga di kemudian hari Indonesia
tidak harus menanggung malu dengan mengakui kemerdekaan tersebut
sebagai hadiah.
 

Pembahasan :

Pada tahun 1945, salah satu taktik Jepang agar Bangsa Indonesia mau
menurut adalah dengan menjanjikan kemerdekaan. Salah satu caranya Jepang
adalh membentuk panitia kemerdekaan yang bermama BPUPKI. 

Melihat
hal itu Sutan Syahrir selaku pemimpin kaum muda melihat bahwa
kemerdekaan adalah hasil perjuangan, bukannya pemberian dari kaum
kolonial. Oleh karena itu mereka menculik Bung Karno dan Bung Hatta ke
rengas dengklok agar memproklamirkan kemerdekaan lebih cepat. 

Semua
ini karena kaum muda mendengar bahwa Jepang telah menyerah kepada
sekutu melalui siaran radio. Dan mereka juga mewaspadai bahwa Jepang
tidak memiliki lagi kekuatan untuk memberikan kemerdekaan. Di samping
itu juga kewaspadaan atas kembalinya Belanda yang membonceng sekutu.

Lihat Juga  Perhatikan ayat berikut! Arti dari ayat tersebut adalah …. a. dan apabila orang-orang sombong menyapa mereka (dengan katakata yang menghina), mereka mengucapkan “salam”

 

Similar Posts