Kunci Jawaban Pendidikan Kepercayaan Kelas 4 Halaman 141 dan 145 Ayo Menjawab Pelajaran 7
kalian bisa menjadi lebih giat untuk belajar. Kunci jawaban ini diperuntukkan untuk para pelajar yang sedang mengerjakan tugas Kurikulum Merdeka. Kunci Jawaban Ayo Menjawab Hal 141 dan 145 Pendidikan Kepercayaan Kls 4
Kunci Jawaban Pendidikan Kepercayaan Kelas 4 Halaman 141 dan 145 Ayo Menjawab Pelajaran 7
Ayo Menjawab Hal 141
1. Apa arti semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”
2. Siapa yang menulis Kitab Sutasoma?
3. Apakah perbedaan suku bangsa dan budaya yang ada di Indonesia merupakan ancaman untuk berselisih? Jelaskan!
4. Apakah yang dimaksud dengan budaya?
5. Mengapa kalian harus melestarikan budaya bangsa?
2. Kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular dari Kerajaan Majapahit.
5.
Kelestarian budaya daerah menjadi kewajiban kita sebagai generasi penerus untuk dapat memperkaya budaya nasional dan jati diri bangsa.Ayo Menjawab Hal 145
1. Tanem ari-ari
Masyarakat Jawa menganggap ari-ari sebagai ‘teman’ bayi semasa dalam kandungan ibu, sehingga ari-ari hendaknya dirawat dengan cara dikubur agar tidak membusuk. Dari segi kesehatan, memang ari-ari patut dikubur, karena termasuk bagian tubuh manusia yang dapat mengundang bakteri penyakit akibat proses pembusukan.
Menanam ari-ari dilakukan oleh ayah sang bayi dengan menanam ari-ari di dalam tanah dekat pintu utama rumah. Setelah ari-ari ditanam, tempat mengubur ari-ari juga dipagari dan diberi penerangan, biasanya berupa lampu minyak selama 35 hari.
2. Brokohan
Brokohan adalah tradisi Jawa berupa penyambutan kelahiran bayi yang dilakukan sehari setelah bayi lahir. Brokohan sendiri dalam bahasa Indonesia berarti ‘mengharapkan berkah’. Dalam acara brokohan, tetangga dan keluarga besar berkumpul untuk menyambut kelahiran bayi dengan rasa syukur dan kebahagiaan.
Acara brokohan diisi dengan kenduri atau selamatan dan bancakan yang mana keduanya bermaksud untuk mendoakan keselamatan bayi. Baik tetangga maupun keluarga besar, biasanya akan membawa buah tangan untuk keluarga bayi, misalnya berupa perlengkapan bayi.
3.Sepasaran
Upacara sepasaran dilakukan tepatnya 5 hari setelah kelahiran bayi. Dalam acara sepasaran, diadakan kenduri atau selamatan, dimana tetangga dan keluarga bersama-sama mendoakan bayi yang baru lahir.
Kenduri dalam sepasaran pada dasarnya dilakukan untuk memohon keselamatan bayi agar bayi kelak dapat hidup lancar dalam segala hal. Sepasaran biasanya juga diikuti dengan pengumuman nama bayi dan aqiqahan, dimana upacara menjadi semakin meriah. Namun, hal ini tidak selalu berlaku dan bergantung pada orangtua bayi yang mengadakan acara.
4.Jagongan bayi
Tradisi jagongan bayi diadakan sebagai bentuk perhatian tetangga terhadap bayi yang baru lahir dengan cara begadang ‘menjaga bayi’. Jagongan bayi dilakukan pada sepasaran bayi, yaitu selama 5-6 hari setelah kelahiran bayi, tergantung permintaan orangtua bayi. Saat ini jagongan bayi dilakukan mulai sehabis maghrib ataupun isya’ hingga jam 10 malam ataupun jam 12 malam.
5. Selapanan
Selapanan diadakan ketika bayi genap berumur ‘selapan’ atau 35 hari. Dalam upacara selapanan, terdapat rangkaian acara berupa kenduri, pemangkasan rambut bayi hingga gundul, dan pemotongan kuku bayi. (Sumber : https://www.idntimes.com/life/inspiration/anisa-rima-fadhilah/tradisi-lokal-jawa-sambut-kelahiran-bayi-c1c2?page=all)