Jelaskan latar belakang Pemberontakan DI/TII dan RMS di Indonesia!

Berikut ini merupakan pembahasan kunci jawaban Buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk Kelas 9 halaman 29 Pembahasan kali ini kita akan bahas latihan yang ada pada buku paket PPKN Uji Kompetensi Bab 1 Halaman 29 Buku siswa untuk Semester 2 (Genap) Kelas IX SMP/MTs. Semoga dengan adanya pembahasan kunci jawaban Pilihan Ganda (PG) dan juga Esaay Bab 1 Dinamika Perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa ini,
kalian bisa menjadi lebih giat untuk belajar. Kunci jawaban ini
diperuntukkan untuk para pelajar yang sedang mengerjakan tugas K13 Edisi Revisi 2017 (Kurikulum 2013). Kunci Jawaban Uji Kompetensi Bab 1 Halaman 29 IPA Kelas 9
 
Jelaskan latar belakang Pemberontakan DI/TII dan RMS di Indonesia!

Jelaskan latar belakang Pemberontakan DI/TII dan RMS di Indonesia!
Jawaban :

Latar belakang pemberontakan DI/TII:

  1. Kekecewaan Kartosuwiryo atas Jawa Barat yang diduduki Belanda akibat Perjanjian Renville
  2. Keinginan menggantikan Pancasila sebagai dasar negara dengan agama Islam
  3. Kekecewaan di daerah seperti dihapuskannya provinsi Aceh dan tidak diterimanya mantan pejuang sebagai tentara

Latar belakang pemberontakan RMS:

  1. Kekecewaan para bekas prajurit KNIL atas kebijakan pemerintah
  2. Tidak setuju atas pembubaran NIT (Negara Indonesia Timur) dan kembalinya Indonesia menjadi negara kesatuan
  3. Keinginan beberapa tokoh seperti Soumokil yang ingin mendirikan negara sendiri

Pembahasan :

1. Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII)

Pemberontakan DI/TII ini dimulai oleh Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo, di Jawa Barat pada tahun 1948. Dia menyatakan mendirikan Negara Islam Indonesia (NII).

Awalnya pemberontakan ini sebagai penolakan atas perjanjian Renville yang ditandatangani pada tanggal 17 Januari 1948, yang menyerahkan kekuasaan di Jawa Barat kepada Belanda.  

Saat
awal pemberontakan, pemerintah Indonesia tidak bisa menindak cepat
gerakan DI/TII, karena akibat perjanjian Renville, tentara Indonesia
harus ditarik dari Jawa Barat yang diduduki Belanda.

Lihat Juga  Jelaskan pokok-pokok pikiran yang terdapat dalam Pembukaaan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945!

Setelah
Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia pada Konferensi Meja Bundar tahun
1948, pemberontakan ini masih tidak berhenti, namun berusaha untuk
mengganti dasar negara Indonesia dengan ajaran agama Islam.

Pemberontatak DI/TII kemudian menyebar ke berbagai daerah. Di Aceh, Daud Beureueh menyatakan
ikut serta dalam pemberontakan ini karena kecewa akan dihapuskannya
provinsi Aceh, sementara pemberontakan lain seperti pimpinan Ibnu Hajar di
Kalimantan Selatan dipicu kegagalan para mantan pejuang kemerdekaan
diterima di tentara Indonesia saat itu, APRIS (Angkatan Perang Republik
Indonesia Serikat).

Akhirnya baru pada 4 Juni 1962, Kartosuwiryo
berhasil di tangkap di Gunung Geber. Tertangkapnya Kartosuwiryo ini
mengakhiri pemberontakan DI/TII di Jawa Barat.  

2. Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS)

Pemberontakan RMS terjadi pada 25 April 1959, dipimpin oleh Chris Soumokil,
mantan Jaksa Agung Negara Indonesia Timur. Pemberontakan ini berpusat
di kota Ambon, dan pulau sekitarnya seperti pulau Seram.  

Salah satu penyebab meletusnya pemberontakan RMS adalah banyak bekas prajurit KNIL (Tentara
Kolonial Hindia Belanda) asal Maluku yang kecewa karena pengakuan
kemerdekaan Belanda kepada Indonesia. Mereka juga menolak bergabung
dengan APRIS (Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat).

Hal ini ditambah dengan kekecewaan Chris Soumokil, akibat bubarnya Negara Indonesia Timur (NIT) dan keinginannya mendirikan negara sendiri.

Pemerintah
Indonesia bertindak tegas dengan mengirim pasukan APRIS dibawah
pimpinanl Slamet Riyadi dan Alex Kawilarang. Pada tahun 1950, Ambon dan
Namlea berhasil direbut. Pada tahun 1963, Chris Soumokil berhasil di
tangkap. RMS berhasil digagalkan dan para pendukungnya yang tersisa
melarikan diri ke Belanda. 

 

 

 

Similar Posts